Kalteng pos berdiri pada September
1993. Setelah enam bulan di uji coba,kalteng pos ditegur keras oleh Depar temen
Penerangan (Deppen). Sebab, Surat Ijin Usaha Penerbitan (SUIP) Koran yang
digunakan adalah “Pelita Pembangunan” bukan “Kalteng Pos”. Sertamerta kita
mengubah “Kalteng Pos” menjadi “Pelita Pembangunan”. Lima tahun lebih terbit
dengan nama “Pelita Pembangunan” angin segar berhembus, reformasi bergulir,
orde baru tumbang. Payung hukum pers pun berubah total. Untuk mendirikan Koran tidak
lagi harus memiliki SIUP, cukup ada badan hukum, semua bisa. Begitu juga untuk
mengurus perubahan nama di SIUP. Cukup pemberitahuan, Produser perubahan nama
pun diproses Deppen, nama yang sangat dekat dengan daerah itu kembali kami
gunakan. “Kalteng Pos” sekitar tahun 1998 hingga kini.
Di era 90-an, kalteng termasuk
propinsi terbanyak ke-2 yang masyarakatnya suka mengirim “Surat Kaleng”. Gubernus
Suparwanto (alm) saat itu memikirkan untuk mengurangi frekwensi “Surat Kaleng”
ke pusat. Maka gubernur suparmanto (alm) menemui Mentri Penerangan yang saat
itu dijabat oleh Harmoko, lansung Gubernur mengemukakan keingina agar di
Kalteng ada surat kabar harian. Maka Menpeng Harmoko saat itu meresfon keingina
Gubernur Kalteng dengan memanggil Dahlan Iskan, agar menginvestasikan sebagian
uangnya untuk mendiriakan surat kabar di Kalteng. Hasil survey profit saat itu
tidak layak, namun karena ada kepentingan yang lebih besar, akhirnya sepakat
untuk membangun Koran harian di Kalteng Pos dengan pemegang saham adalah Jawa
Pos, Pemda Kalteng, dan yayasan pelita press.
Survey Jawa Pos pada tahun 1993, Koran
bertiras 6000 eks ke atas, baru bisa untung. Kalau berada dalam kisaran 6000
masih impas dengan biaya produksinya, tapi kalau dibawah itu, perusahaan pasti
rugi. Bisa dibayangkan betapa beratnya memasarkan Koran saat itu. Untuk mencari
angka 1000 eks saja sungguh pekerjaan sangat berat, sehingga harapan pada saat
itu memang ada pada pemda. Seiring waktu, Kalteng Pos ternyata bisa tumbuh,
walau sangat pelan, tapi pasti. Tiras kita terus bertumbuh, omzet iklan juga
menaik. Ini adalah tanda bahwa masyarakat sudah paham. (Kaltengpos/Villa-Yattiie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar